Ada sebuah pertanyaan tentang kontroversi masih adakah MB asal Medan disebuah forum Murai Batu di Facebook? dan ada suatu jawaban menggelitik dan terkadang melakukan sebuah pembenaran atas jawabannya tanpa mengetahui latarbelakang dari spesies Murai Batu tersebut ,Jawabannya dari seorang membernya mengatakan bahwa "Murai Batu dapat bermigrasi dan berpindah-pindah tempat jadi bisa menetap dimana saja untuk berkembang biak", Hingga akhirnya memaksa saya mencari tahu literatur atas sebuah jawaban sesungguhnya seperti apa ..
Kata migrasi diturunkan dari kata migrat (Latin) yang berarti pergi dari satu tempat ke tempat lain atau juga bermakna bepergian ke berbagai tempat (Peterson, 1986). Migrasi dalam kehidupan hewan dapat didefinisikan sebagai pergerakan musiman yang dilakukan secara terus menerus dari satu tempat ke tempat lain dan kembali ke tempat semula, biasanya dilakukan dalam dua musim yang meliputi datang dan kembali ke daerah perkembangbiakan (Alikondra, 1990).
Migrasi merupakan pola adaptasi perilaku yang dilakukan oleh beberapa jenis satwa liar. Pola migrasi yang dilakukannyapun berbeda setiap jenis satwa, tergantung pada keadaan, waktu dan berbagai penyebab keadaan. Ada yang melakukan migrasi karena satwa tersebut pergi untuk mendapatkan makanan, perkembangbiakan dan perubahan musim pada bumi belahan utara maupun selatan sehingga menuntut satwa berpindah untuk mempertahankan hidupnya, baik dari dingin maupun panas.
Pada dasarnya, Migrasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu migrasi musiman dan migrasi harian. Migrasi musiman biasanya berhubungan dengan perubahan iklim. Migrasi ini dapat dilakukan menurut garis lintang, ketinggian tempat maupun secara lokal, sedangkan migrasi harian disebut juga pergerakan harian karena beberapa satwa liar melakukan pergerakan harian selama 24 jam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kata migrasi diturunkan dari kata migrat (Latin) yang berarti pergi dari satu tempat ke tempat lain atau juga bermakna bepergian ke berbagai tempat (Peterson, 1986). Migrasi dalam kehidupan hewan dapat didefinisikan sebagai pergerakan musiman yang dilakukan secara terus menerus dari satu tempat ke tempat lain dan kembali ke tempat semula, biasanya dilakukan dalam dua musim yang meliputi datang dan kembali ke daerah perkembangbiakan (Alikondra, 1990).
Migrasi merupakan pola adaptasi perilaku yang dilakukan oleh beberapa jenis satwa liar. Pola migrasi yang dilakukannyapun berbeda setiap jenis satwa, tergantung pada keadaan, waktu dan berbagai penyebab keadaan. Ada yang melakukan migrasi karena satwa tersebut pergi untuk mendapatkan makanan, perkembangbiakan dan perubahan musim pada bumi belahan utara maupun selatan sehingga menuntut satwa berpindah untuk mempertahankan hidupnya, baik dari dingin maupun panas.
Pada dasarnya, Migrasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu migrasi musiman dan migrasi harian. Migrasi musiman biasanya berhubungan dengan perubahan iklim. Migrasi ini dapat dilakukan menurut garis lintang, ketinggian tempat maupun secara lokal, sedangkan migrasi harian disebut juga pergerakan harian karena beberapa satwa liar melakukan pergerakan harian selama 24 jam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Burung Murai Batu adalah salah satu spesies Hewan Endemik. Fauna atau binatang endemik adalah gejala yang dialami oleh organisme (fauna) untuk menjadi unik pada satu lokasi geografi tertentu, seperti pulau, negara, atau zona ekologi tertentu. Untuk dapat dikatakan endemik suatu satwa harus ditemukan hanya di suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain. Jadi walaupun memiliki sayap, tidak akan MB itu bermigrasi ke wilayah lain yang bukan endemiknya berbeda dengan Kacer dan Cucak Ijo yg berpindah tempat. Oleh karena itu MB asal daerah masing-masing memiliki karakter dan ciri tersendiri yang terbentuk. Ini sebuah jawaban yang cerdas yang saya temui dari om Indra Gondrong ( Maaf saya ga mau nyebutnya Indra Botak ahihihiy).
Jika memang Murai Batu itu dapat bermigrasi sudah barang tentu MB asal Lampung yang terancam punah akibat illegal logging secara massif terdekat akan mudah ditemui di daerah Banten atau Jawa Barat ? Kenyataannya tidak bukan ... Atau jenis burung Jalak Bali yang merupakan satwa endemik Pulau Bali mengapa hanya ditemui di Pulau Bali saja ? tidak ada di wilayah Madura atau pun Jawa Timur ? Padahal Jalak Bali itu burung juga yang punya sayap dan dapat bebas berterbangan kemanapun mereka mau untuk mencari makan ataupun berkembang biak ... Dan untuk apapula fungsinya MB dikelompokkan dalam banyak beberapa spesies, jika tidak memiliki ciri dan karakteristik khusus dari asal masing masing daerah MB nya.
Jika memang Murai Batu itu dapat bermigrasi sudah barang tentu MB asal Lampung yang terancam punah akibat illegal logging secara massif terdekat akan mudah ditemui di daerah Banten atau Jawa Barat ? Kenyataannya tidak bukan ... Atau jenis burung Jalak Bali yang merupakan satwa endemik Pulau Bali mengapa hanya ditemui di Pulau Bali saja ? tidak ada di wilayah Madura atau pun Jawa Timur ? Padahal Jalak Bali itu burung juga yang punya sayap dan dapat bebas berterbangan kemanapun mereka mau untuk mencari makan ataupun berkembang biak ... Dan untuk apapula fungsinya MB dikelompokkan dalam banyak beberapa spesies, jika tidak memiliki ciri dan karakteristik khusus dari asal masing masing daerah MB nya.
Akibat dari sifatnya yang endemik tersebut , Murai Batu (MB) dapat dikelompokkan dalam beberapa spesies dan beberapa subspesies yaitu :
A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
- Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
- Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
- Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
- Copsychus albiventris (Andaman)
- Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
- Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
- Copsychus minor (Hainan-China)
- Copsychus mallopercnus (Malaysia)
- Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
- Copsychus omissus
- Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
- Copsychus leggei (Sri Lanka)
- Copsychus malabaricus (India)
- Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
- Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
- Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
- Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
- Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
- Copsychus nigricauda (Kangean Island)
B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
- Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
- Copsychus parvimaculatus (Polillo)
- Copsychus shemleyi (Marinduque)
- Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
C. Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo._omkicau-
Dan secara istilah dalam pasaran yang dikenal di Indonesia , Murai Batu dikenal dengan nama :
1. Murai Batu Asal Aceh terdapat banyak jenis. Bahkan saking beragam jenisnya banyak yang menyangka MB Aceh ini di cap MB Medan, bahkan MB Lampung dilihat dari jenis ekor yang ada putihnya. Jika ekornya hitam orang-oraang cenderung menyangkanya MB Nias
2.Murai Batu Medan yang sekarang sudah sulit dijumpai dipasaran karena sudah sulit didapat bahkan boleh dikatakan langka/hampir punah.
3. Murai Batu Lampung ,, MB ini pun yang terkenal asli Kota Agung ,akan tetapi nasibnya sama seperti MB Medan sudah susah didapat dan bisa dikatakan hampir punah akibat dari pembalakan hutan secara massif dan liar/Illegal Logging.
4. Murai Batu Jambi dan Bengkulu
5. Murai Batu Larwo/Jawa . Ini pun sama sudah bisa dibilang hampir punah dan langka dihabitat aslinya. Dahulu banyak ditemui di sekitar Gunung Krakatau dan Ujung Kulon,Banten
6. Murai Batu Kalimantan/Borneo. MB ini masih sangat banyak dihabitat aslinya di Pulau Kalimantan yang terkenal dengan ciri khasnya yang eksotis ketika bernyanyi dengan menggembungkan badannya yang seksi.
7. Murai Batu Nias . Dikenal pertama kali secara umum oleh masyarakat Indonesia dengan keindahan ekor hitamnya yang merata .
8. Murai Batu Pasaman asal Sumatera Barat.
9. Murai Batu Natuna.
8. Murai Batu Pasaman asal Sumatera Barat.
9. Murai Batu Natuna.
Semoga tulisan ini bisa menjadi pencerahan tentang sifat MB yang endemik khususnya MB asli Indonesia. Salam Murai ...
Penulis : Ayahnya Aiz